"Penerbit Indie Menjadi Solusi Tepat Bagi Penulis Pemula"


 

    Kelas belajar menulis malam ini merupakan pertemuan yang ke-11. Saya pun terus berusaha konsisten dalam mengikutinya dan terus semangat untuk bisa menghasilkan resume yang menarik. Harapan saya, semoga dengan mengikuti pelatihan ini saya bisa lebih giat dalam menulis bahkan bisa melahirkan sebuah karya berbentuk buku. Saya ingin mulai detik ini menjadikan "menulis adalah hobi saya". 

    Tema pada malam ini adalah "Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie". Berbicara mengenai penerbit saya jadi befikir...bisakah saya???mampukah saya???untuk melahirkan sebuah buku baik itu buku solo maupun antologi karena sampai saat ini saya masih merasa tidak yakin dan rasa kurang percaya diri. Rasanya hanya sebuah impian belaka untuk bisa melahirkan sebuah buku. Namun, seketika itu sadar kalau saya harus membuang semua pikiran negatif dan harus lebih semangat lagi dalam menulis. Biarlah sebuah proses dan usaha yang akan mampu menjawab semua apa yang ada dalam pikiran saya itu. Karena sebuah usaha tidak akan pernah menghianati hasil.

    Selama 2 jam Bapak Bambang Purwanto, S. Kom., Gr. (Mr. Bams) akan memandu kelas belajar menulis. Dan tentunya akan di temani oleh seorang narasumber yang tidak kalah hebatnya dengan narasumber lainnya. Beliau yang akan mengupas habis tentang tema di atas. Terasa asing bagi saya ketika membaca nama narasumber tersebut lantaran baru kali ini beliau menjadi pemateri. Beliau adalah Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd, yang lahir di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1992 dan menjadi seorang guru di SD Jakarta. Seorang yang masih sangat muda, tapi sudah sukses di dunia menulis  dengan segudang karya yang telah di lahirkannya. Puluhan tulisan beliau telah berhasil di muat diberbagai media cetak, seperti Harian Kompas, Kedaulatan Rakyat, Media Kota , dan lainnya. Mr. Bams mengenal beliau adalah sebagai "guru hebat dan jago ngeblog". 

    Sebelum Mr. Bams mempersilahkan kepada narasumber untuk menyampaikan materi, beliau terlebih dahulu menyampaikan hal penting kepada peserta, yaitu :

1. Peserta boleh bertanya setelah 19.30

2. Kirimkan ke 088809405468

3. Kirimkan 1 pertanyaan dulu agar yang lain punya kesempatan bertanya

Setelah menyampaikan hal tersebut barulah Mr. Bams mempersilahkan narasumber untuk menjelaskan sebenarnya ada apa di balik tema pada malam ini. Menurut Bapak Brian menerbitkan buku pada era sekarang sangatlah mudah karena dahulu untuk menerbitkan sebuah buku itu merupakan khayalan tinggi yang susah dan lama bisa tercapai. Karena pada waktu itu yang di ketahui hanyalah Penerbit Mayor yang buku hasil terbitannya ada di toko-toko. Hihihi...jadi ingat saya sendiri yang pernah punya pikiran bahwa untuk melahirkan sebuah buku adalah khayalan tingkat tinggi. 

    Penerbit Indie adalah penerbit yang mampu memusnahkan halangan rintangan untuk menerbitkan sebuah buku dan mampu memberikan solusi agar bisa mewujudlkan impian-impian para penulis pemula untuk menciptakan buku sendiri. Hanya saja, kalau kita berkeinginan ke Penerbit Indie, harus membayar biaya untuk mendapatkan fasilitas pra cetak penerbit. Bapak Brian, mempunyai keinginan menulis buku pada tahun 2014 dan keinginan itu hanya bisa tersimpan karena tidak tahu kepada siapa beliau akan berguru, tempat mana yang harus di tuju sampai akhirnya file naskah hanya tersimpan di dalam laptop. Beliau mulai bangkit lagi dan tidak sengaja menemukan hastag di instagram pada awal tahun 2019. Sejak itu, Beliau semangat untuk menyelesaikan naskah tersebut, kebetulan pada awalnya naskah beliau tentang tutorial blog. Namun, naskah tersebut telah berhasil dirombak dan dibuat menjadi buku panduan blog khusus guru karena dianggap hal ini masih langka. Pada  Oktober 2020 Bapak Brian mengirim naskah tersebut kepada salah satu penerbit indie dan berhasil terbit sehingga menjadi buku solo yang pertama kali beliau lahirkan. Hal ini cukup untuk membuka mata hati kita semua telebih sebagai penulis pemula, bahwasannya Penerbit Indie mampu menerbitkan buku dengan mudah dan cepat.

    Bapak Brian menyampaikan kalau dalam group belajar menulis ini ada 4 Penerbit Indie. Kita bebas memilih penerbit Indie mana yang cocok untuk dapat mewujudkan naskah yang kita susun, menjadi sebuah buku. Tentunya harus memahami betul ketentuan-ketentuan tiap penerbit karena keempat penerbit tersebut memiliki penawaran dan ketentuan yang berbeda-beda. 

    Pada malam ini Bapak Brian akan membahas ketentuan dalam menerbitkan buku di Penerbit Rekanan milik Beliau. Namun, sebelum membahasnya lebih lanjut Beliau telah membagikan poster seperti di bawah ini :


    Dalam poster tersebut berisikan tentang fasilitas yang diberikan oleh Penerbit Rekanan Beliau kepada siapa saja yang berkehendak untuk menerbitkan buku. Fasilitas tersebut adalah :

1. Desain Cover

2. ISBN

3. Layout

4. 2 Buku bukti terbit

5. E-Sertifikat

    Sedangkan format naskah yang harus di kirim ke pihak Penerbit Rekanan Bapak Brian, diantaranya yaitu :

1. Ukuran kertas A5 (14x20 cm)

2. Huruf Times New Roman

3. Ukuran huuruf 12 pt

4. Spasi 1,5

5. Margin 2 cm semua

6. Paragraf rata kiri-kanan (justify)

    Sesuai yang tertera di poster, hanya dengan nominal Rp. 300.000,- sudah mampu meneritkan buku yang ber-ISBN. Namun ada ketentuannya, yaitu :

1. Pihak penerbit tidak melakukan editing terhadap naskah

2. Salah ketik penulisan juga tidak di koreksi oleh penerbit.

3. Jika ingin cetak ukang lagi, harus di penerbit Rekanan saya

4. Jumlah minimal cetak yaitu 10 exemplar.

5. Biaya Rp. 300.000,- untuk maksimal 130 halaman A5, jika lebih dari itu akan terkena biaya tambahan

6. Jangan memberi target kapan buku harus selesai, karena naskah harus mengantri untuk diproses dan paling cepat 1 bulan.

7. Naskah buku harus disertai kelengkapan, seperti :

    - Cover (Judul buku dan nama penulis)

    - Prakata

    - Daftar isi (tanpa nomor halaman)

     - Profil penulis

    - Sinopsis (3 pragraf dan masing-masing paragraf 3 kalimat)

    Ada beberapa tips dalam mengedit nskah dari Bapak Brian, di antaranya adalah :

1. Penulisan kata jangan di singkat-singkat (yd, tdk,blm)

2. Jangan samapai ada tulisan yang salah ketik (typo)

3. Satu paragrap jangan berisi terlalu banyak kalimat

4. Mulailah membiasakan membut kalimat yang pendek-pendek. Kalimat panjang cenderung akan membingungkan

5. Setiap bab baru selalu dimulai halaman baru. Jangan digabung dengan bab sebelumnya.

     

    Mungkin inilah hasil resum yang saya ambil dari pemaparan narasumber kita, semoga saja tidak ada yang menyimpang atau tidak sesuai dari apa yang beliau sampaikan. Kalaupun ada saya pribadi mohon maaf dan mungkin ini adalah bagian dari kekurangan yang saya miliki. 

    Semoga materi yang saya dapat pada pertemuan ke- 11 mampu menggerakkan hati saya agar lebih yakin dan percaya diri kalau sebenarnya saya sebagai penulis pemula pun juga bisa menggiring sebuah naskah ke Penerbit Indie untuk menjadikannya sebuah buku. Okee...tetap semangat untuk terus berkarya dan berkarya.


Terimakasih


Elys Lailatul M.

Jombang-Jawa Timur 

Komentar

  1. Semakin bagus penataan nya n kalimatnya ttp semangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Okkk...Terimakasich. Tentunya tetap butuh banyak kritik dan saran dan terlebih motivasi

      Hapus
  2. Mantap Ibu, resumenya lengkap dan menginspirasi. 👍

    Mari mampir jg ke blog saya.
    https://bundagisya.blogspot.com/2021/01/menerbitkan-buku-semakin-mudah-di.html

    BalasHapus
  3. Informasinya lengkap bu...resumenya mantap

    BalasHapus
  4. Waah karen. Resumenya makin lengkap dan sempurna. Banyak variasinya makin kerasan yg baca. Good job!

    BalasHapus
  5. yakin, yakin, yakin. semangat buu
    semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus
  6. Mantabz bu..semangat..sukses berkarya juga buat bu elys.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

"MENULIS DAN KEKUATAN SILATURAHMI"

Berbagilah Dalam Menulis

"Menghidupkan Kembali Gerakan Literasi Madrasah (GLS)"